Mataram (ANTARA) - Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirimkan 62 peserta magang kerja ke Jepang guna membantu negara itu yang sedang mengalami penurunan angka usia produktif akibat penuaan penduduk atau aging society.
"Proses magang membutuhkan waktu selama tiga tahun," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB Baiq Nelly Yuniarti di Mataram, Senin.
Para peserta magang ke Jepang tersebut adalah peserta hasil penjaringan yang dilakukan tahun 2024 lalu. Mereka akan mengisi ruang-ruang lapangan kerja mulai dari tenik, seperti komputer, micro-chip, dan struktur bangunan.
Nelly menuturkan dari 192 orang yang mengikuti seleksi hanya ada sebanyak 62 orang yang lulus dan berhak mengikuti pelatihan selama 72 hari di Balai Latihan Kerja Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Pemprov NTB bekali 75 orang program magang ke Jepang
Para peserta magang yang lulus tersebut berasal dari Kota Mataram sebanyak 8 orang, Lombok Barat 4 orang, Lombok Tengah 15 orang, Lombok Timur 25 orang, Sumbawa Barat 1 orang, Sumbawa 8 orang, dan Dompu 1 orang.
"Jepang sangat suka karakter orang Nusa Tenggara Barat yang bersih, santun, disiplin. Mereka tinggal menyesuaikan dengan ritme kerja masyarakat Jepang," ucap Nelly.
Program magang di Jepang atau Ginou Jisshu merupakan program yang memungkinkan tenaga kerja asing dari negara berkembang untuk belajar dan bekerja di Jepang selama tiga tahun dan bisa diperpanjang sampai lima tahun.
Program magang tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan praktis dan pengalaman kerja langsung di tempat kerja.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal mengatakan 70 persen masyarakat Jepang saat ini bukan lagi usia produktif, sehingga pemerintah Jepang membuat program magang.
Baca juga: BPJAMSOSTEK NTB menjadi percontohan magang kerja penyandang disabilitas
Dia berpesan bahwa program magang ke Jepang tidak hanya bertujuan memberikan pengalaman kerja, tetapi juga menjadi sarana peningkatan keterampilan, kedisiplinan, dan wawasan budaya bagi para peserta.
"Orang Jepang paling jatuh hati dengan orang disiplin karena mereka sangat disiplin. Jangan bawa gaya kampung sini, jadilah orang disiplin di sana," pungkas Gubernur Iqbal yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Turki tersebut.