Mataram (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat segera memasang camera trap atau kamera jebak untuk memantau keberadaan burung kakatua kecil jambul kuning di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa.
"Pemasangan camera trap adalah salah satu metodologi pemantauan untuk mengetahui aktivitas burung saat berada di sarang," kata Kepala BKSDA NTB Budhy Kurniawan di Mataram, Jumat.
Budhy menuturkan pemasangan kamera jebak dilakukan pada semester kedua tahun 2025. Kamera yang dilengkapi sensor panas dan sensor gerak itu dipakai untuk mempelajari kakatua kecil jambul kuning pada habitat asli mereka.
BKSDA NTB menyiapkan kamera jebak untuk ditempatkan pada empat titik lokasi yang banyak dijumpai burung dengan nama ilmiah Cacatua sulphurea occidentalis tersebut.
Baca juga: BKSDA NTB mendorong warga Pulau Moyo punya alternatif mata pencaharian
Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang dilakukan BKSDA NTB bersama Universitas Mataram dan komunitas pemantauan burung pada tahun 2024, jumlah populasi kakatua kecil jambul kuning di Pulau Moyo hanya ada sebanyak 51 ekor.
Satwa yang memiliki tubuh kecil sekitar 33 sampai 35 centimeter dengan warna bulu didominasi putih, jambul berwarna kuning, dan paruh berwarna hitam melekung tajam serta kuat.
Pulau Moyo merupakan habitat penting bagi burung kakatua kecil jambul kuning di Nusa Tenggara Barat, sehingga memerlukan kolaborasi dengan semua pihak untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan populasi bagi satwa yang menyandang status critical endangered tersebut.
"Kakatua banyak di pohon gebang (sejenis palem). Mereka banyak bersarang di sana, pohon itu juga ada biji yang menjadi sumber pakan," pungkas Budhy.
Baca juga: Ahli: Perubahan iklim ancam populasi kakatua kecil jambul kuning di NTB
Baca juga: BKSDA NTB menyiapkan peta jalan konservasi kakatua kecil jambul kuning
Baca juga: BKSDA NTB mendorong pelestarian kakatua kecil jambul kuning di Moyo