Bupati Lombok Timur usir boatman di Teluk Ekas, begini respons Pemprov NTB

id NTB,Dinas Pariwisata NTB,Bupati Lombok Timur Khairul Warisin,Pantai Teluk Ekas Lombok Timur,pemprov ntb,teluk ekas

Bupati Lombok Timur usir boatman di Teluk Ekas, begini respons Pemprov NTB

Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTB, Mawardi. ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Nusa Tenggara Barat menilai tindakan Bupati Lombok Timur Khairul Warisin yang mengusir sejumlah boatman atau guide yang sedang membawa wisatawan di Pantai Ekas Lombok Timur sebagai sikap yang tidak elok karena dikhawatirkan berdampak pada rusak-nya citra pariwisata setempat.

Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTB, Mawardi mengaku sangat menyayangkan kejadian pengusiran yang dilakukan Bupati Lombok Timur itu.

"Kita sangat menyayangkan ada kejadian seperti ini," ujarnya di Mataram, Rabu.

Baca juga: Surfing di laut Ekas dilarang, Begini tanggapan Pemkab Lombok Tengah

Diketahui video Bupati Lombok Timur Khairul Warisin mengusir boatman atau guide yang sedang membawa wisatawan di Pantai Ekas menjadi viral di jagat maya.

Beragam komentar masyarakat terkait aksi Bupati Lombok Timur tersebut. Tidak sedikit yang menyayangkan aksi pengusiran yang dilakukan oleh orang nomor satu di Lombok Timur tersebut.

Mawardi mengatakan pengusiran boatman yang sedang membawa wisatawan tersebut tidak elok, terlebih dilakukan oleh seorang bupati. Hal ini tentu berdampak bisa merusak citra pariwisata NTB.

Semestinya kata Mawardi, Bupati memanggil dan melakukan dialog apabila menemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh guide atau boatman.

"Seharusnya dilakukan dengan cara dialog mengundang pihak-pihak yang terkait untuk menemukan solusi, ini bisa merusak citra pariwisata NTB. Kami tidak pernah menerima laporan selama ini dan Dinas Pariwisata NTB juga mengetahui lewat media-media sosial yang berseliweran," terang Mawardi.

Menurut dia, pihaknya akan turun ke lokasi untuk mendapatkan informasi utuh terkait peristiwa pengusiran tersebut.

Baca juga: Teluk Ekas Mendunia

Selain itu, pihaknya juga akan menggelar dialog dengan pengelola Pantai Ekas, Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan Dinas Pariwisata Lombok Timur.

"Insya Allah besok Kamis (18/6) kami akan turun ke lapangan menemui pengelola pantai Ekas untuk meminta keterangan dan kronologi kejadian, kami akan segera ke pihak Lombok Tengah juga, di harapkan ada titik temu persoalan sehingga nanti kami akan mengumpulkan mereka (pengelola Ekas dan Lombok Tengah) bersama dengan Dinas Pariwisata Lombok Timur dan Lombok Tengah," ujar Mawardi.

Mawardi berharap dengan adanya dialog dan pertemuan semua pihak akan menemukan solusi serta adanya regulasi kesepakatan bersama sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

"Diharapkan ada kebijakan dan regulasi yang disepakati Bersama nantinya sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi," ucapnya.

Baca juga: NTB dorong Teluk Ekas jadi sentra budi daya rumput laut

Lebih jauh, ia berharap dengan kondisi pariwisata lesu seperti ini tidak ada kejadian yang membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Andaipun ada persoalan Mawardi mengimbau agar diselesaikan secara dialog.

"Kita harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh wisatawan ketika berlibur di NTB, membangun citra pariwisata yang positif untuk keberlangsungan wisata NTB. Citra pariwisata yang baik dibangun dari fondasi yang kuat, komitmen terhadap keberlanjutan, kenyamanan, keamanan dan pengalaman autentik," katanya.

Baca juga: Bupati Lombok Timur siap jadikan Desa Ekas Buana ikon kuliner hasil laut

Sebelumnya Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, angkat bicara terkait viral-nya video dugaan pengusiran wisatawan yang dibawa oleh sejumlah pemandu selancar asal Lombok Tengah ke wilayah perairan Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur pada Selasa (17/6).

"Jadi saya melihat di WhattsApp grup, kemudian di Facebook, tanggapan orang-orang plus minus-lah, itu hal biasa lah. Karena bagaimana pun tujuan baik dan segala macam perubahan yang kita lakukan pasti ada resiko-nya. Artinya tidak selamanya perbuatan baik yang kita lakukan akan baik-baik ditanggapi oleh orang-orang, terutama yang kurang memahami," ujarnya melalui rekaman video yang diterima wartawan di Mataram.

Namun demikian, kata Warisin, apa yang dilakukannya tersebut semata-mata untuk melindungi pelaku wisata dan masyarakat setempat. Karena dirinya banyak menerima keluhan dari pelaku wisata setempat, termasuk tamu yang menginap di kawasan Ekas, tidak bisa menikmati aktivitas selancar akibat dominasi wisatawan yang datang dari luar Kabupaten Lombok Timur.

Atas harapan masyarakat dan pelaku wisata tersebut, dirinya mengambil langkah bahwa surf guide dari luar daerah, khususnya dari Lombok Tengah, untuk tidak membawa tamu ke Ekas kecuali para wisatawan tersebut menginap di hotel-hotel yang berada di Lombok Timur.

"Tamu kita sendiri tidak kebagian ombak, hanya jadi penonton. Malah dikuasai orang luar. Ini tentu tidak adil. Jadi kami tidak melarang, kami ingin supaya kawasan itu tertib," tegas Warisin.

Oleh karena itu, melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat mengembalikan hak pelaku usaha lokal, sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan menyejahterakan masyarakat setempat.

"Kita ingin hak pelaku usaha lokal dikembalikan. Ekas harus memberi manfaat bagi masyarakat Lombok Timur," katanya.

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
OSZAR »