Lombok Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat menawarkan upaya menata tradisi mandi keris yang rutin dilakukan masyarakat Suku Sasak agar bisa menjadi destinasi wisata menarik yang bisa dinikmati oleh para turis.
Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini mengatakan ritual budaya memandikan keris potensial untuk masuk ke dalam kalender pariwisata daerah.
"Jika acara itu masuk dalam kalender pariwisata Lombok Barat tentu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, sehingga bisa menghasilkan pendapatan asli daerah bagi Lombok Barat," ujarnya dalam pernyataan di Lombok Barat, Minggu.
Zaini menuturkan pelestarian budaya leluhur perlu dilakukan secara bersama oleh masyarakat maupun juga pemerintah. Dengan demikian, ritual adat yang mengakar kuat dan rutin diadakan bisa ditampilkan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Lombok Barat.
Hal itu juga sebagai wadah untuk mempromosi agenda-agenda budaya tahunan agar bisa dinikmati oleh masyarakat maupun para wisatawan mancanegara.
Baca juga: Museum NTB konservasi empat keris berusia ratusan tahun
Pemerintah Lombok Barat memberikan ruang bagi kegiatan budaya dan tradisi lokal untuk eksis ke luar melalui pengemasan agar lebih menarik.
"Mari kita semua mengambil peran dengan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk mensosialisasikan serta mempromosikan kegiatan-kegiatan seperti ini, sehingga memiliki daya tarik yang luar biasa untuk pembangunan Lombok Barat ke depan," kata Bupati Zaini.
Lombok Barat menyumbang tujuh acara dari 58 acara yang masuk ke dalam kalender pariwisata Nusa Tenggara Barat pada 2025, di antaranya Festival Perang Topat, Festival Lebaran Topat, maupun Senggigi Sunset Jazz.
Pada 28 Juni 2025, Majelis Adat Sasak bersama Pemerintah Lombok Barat menggelar ritual budaya mandikan keris di Taman Narmada. Kawasan itu merupakan taman yang dibangun oleh Raja Mataram Lombok bernama Anak Agung Ngurah Karang Asem pada tahun 1727.
Baca juga: Meresap tradisi bisoq keris di Lombok
Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan mengatakan masyarakat Suku Sasak selalu memberikan perhatian khusus pada keris setiap masuk bulan Muharram.
Ritual memandikan keris adalah salah satu ekspresi budaya dalam rangka melestarikan dan mengembangkan benda cagar budaya kekayaan intelektual milik masyarakat Suku Sasak. Keunikan setiap lekuk bilah, pamor, hingga ukiran warangka menjadi daya tarik wisata budaya di Pulau Lombok.
Kegiatan memandikan keris dimulai selepas Isya sekitar pukul 20.00 WITA dan berlangsung hingga dini hari. Para sesepuh dan tokoh adat memimpin upacara pemandian keris dan benda-benda pusaka lain, seperti tombak dan pedang.
"Kegiatan itu bukanlah milik pemerintah daerah komunitas maupun individu, namun kerja bersama. Jangan menjadi penonton di rumah sendiri, ikutlah berperan dalam membangun budaya untuk daerah Lombok Barat," pungkas Sajim.
Baca juga: Pameran Keris Lombok Tengah edukasi pemuda lestarikan budaya